Love my days, give thanks everyday, and struggle to survive. Love would be beautiful, in the eyes of a simple one. Try not to think too completely confusing.
Selasa, 15 Mei 2012
Bapa atau Bapakku???
Adalah sepenggal cerita yang merasuk dalam diri saya untuk mengingatkan saya, tentang KASIH seorang BAPA. Cerita ini saya syadur demikian. Begini ceritanya. Awalnya, ada sekelompok anak sekolah minggu beserta gurunya. Satu kali, guru sekolah minggu tersebut menanyakan sesuatu pada murid-muridnya, begini, "Seperti apakah Allah Bapa itu?".... "Untuk lebih mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai Ayah kalian, apa yaa,, papah kalian di rumah." Kemudian minggu berikutnya, sang guru menagih PR dari murid-muridnya. Begitu banyak jawaban yang diterima oleh sang guru. Allah Bapa adalah seperti seorang DOKTER. Ia sanggup menyembuhkan penyakit apapun. Demikian kata anak seorang Dokter. Allah Bapa adalah seperti seorang GURU. Ia sanggup mengajarkan kita apa pun yang sudah seharusnya kita ketahui sebagai bekal kehidupan kita. Demikian kata anak seorang Guru. Kemudian dalatanglah anak berikutnya. Allah Bapa seperti seorang HAKIM, Ia mampu memutuskan segala perkara di dunia ini dan Ia sangat Adil. Demikian kata anak seorang Hakim. Anak berikutnya pun begitu bangga dan berkata, Allah Bapa adalah seperti Arsitek, Dia pasti mampu membangun sebuah tempat yang dinamakan Sorga, yaitu tempat yang indah dan sangat nyaman buat kita, anak-anak nya. Dan tak kunjung kalah bangganya , datanglah anak berikutnya, anak seorang konglomerat. Ayahku mampu memberi apapun juga yang aku minta, berarti Allah Bapa lebih mampu lagi dan memberikan apa saja, wah, pokoknya kaya banget deh. Tibalah anak terakhir dan guru sekolah minggu itu ingin mendengar apa yang dikatakan anak yang terakhir. "Nak, seperti apakah Allah Bapa itu menurutmu?"... Dengan ragu, anak tersebut berkata lirih, "Allah Bapa mungkin seperti seorang pemulung, Bu". "Nak, mengapa engkau berkata demikian? Apa yang membuat Allah Bapa tergambarkan seperti ini? Seorang Pemulung? Begitu maksudmu?" Kemudian keheningan mencekam dan semua memandangi anak tersebut, yang tertunduk lunglai, perlahan-lahan dia berkata. "Bukan seperti layaknya pemulung, tetapi bahwa pemulung adalah seorang sosok yang mengambil barang bekas kemudian memungutnya dan menjadikan barang tersebut menjadi lebih berharga lagi. Saya seorang yang penuh dosa, tetapi Ayah saya masih mau menerima saya kembali setiap hari, dan Ia masih tetap mau menjadikan saya dan mengakui saya sebagai anaknya." -------------------------- Pemulung bukanlah diartikan secara fisik, tetapi esensinya lebih dalam. Yaitu bahwa seorang pemulung mengambil barang yang sudah tidak berharga lagi dan melayakkan barang tersebut untuk agar masih tetap bisa digunakan. Dengan sebuah bukti penyaliban dan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib di Golgota. Dia tetap menerima kita sebagai anaknya dan tetap mengasihi kita. (YOH 3:16 >> Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal Tuhan kita, supaya siapapun yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal) & (Efesus 2:8 >> Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Alalh) Kita sudah ditebus & dilayakkan menjadi anakNya, apakah kita masih tega untuk tetap melakukan dosa? Akankah kita tetap mempertahankan dosa kita atau tetap mempertahakan ketulusan dan kemurnian kita hingga masa akhir kita menjadi seorang Kristen? Jagalah anugerah keselamatan dari Tuhan dengan hidup taat, setia dan berkenan kepada Tuhan. Agar setiap kita, suatu saat bisa masuk dalam kerajaanNYA. Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar