Kamis, 12 Januari 2012

keterangan tentang blog sebelumnya

Bahwa yang perlu saya garis bawahi dan saya re-cap, yang jelas, seringkali secara sadar dan tidak sadar, manusia mengucapkan apa saja dan biasanya berbalik kembali pada si empunya kata kata. Lhah wong saya cuma beberapa kali menjelaskan soal kualitas dan kuantitas, kok sekarang pada hari ini, saya bisa mengukur tahap kualitas emosi saya yang ternyata bisa diukur dengan kuantitas atau berupa angka. Yang walaupun hanya berupa konotasi belaka. Lucu yah hidup ini. Kemarahan saja bisa ditertawakan. Bahkan bisa saya hitung kerugiannya. Yaitu, mungkin berupa leher yang membengkak. Dan kemudian mengucurkan air asin. Wah wah wah. Waka waka waka. Malah nyanyi gaya olimpiade. Hihihi

proses kata benda dan kata sifat

Sehari sebelum, saya menjelaskan perbedaan tentang kata benda abstrak dan kata sifat di kelas saya. Kata benda, secara umum adalah kata yang menunjukkan suatu benda yang dapat dijamah ataupun dilihat, begitulah secara umum tentang kata benda. Sedangkan kata sifat adalah yang menunjukkan ciri suatu benda. Bahwa kata sifat penilaiannya adalah dapat diberi imbuhan kata sangat ataupun sekali. Ketika saya menjelaskan kata tersebut, saya mencoba menerangkan bahwa perbedaan kata benda dan kata sifat, adalah bagaimana kita mengetahui tentang kuantitas dan kualitas tentang sebuah kata. Misalnya, kata benda dapat diperhitungkan dengan nilai kuantitasnya, atau berhubungan dengan jumlah. Contohnya, kata kursi, dapat dihubungkan dengan berapa banyak kursi yang ada. Ataupu, apabila kata tersebut adalah kata sifat, maka dapat dihubungkan dengan seberapa kualitas atau besaran yang tidak dapat dihubungkan dengan nilai berupa angka. Saya berharap murid saya dikelas mengerti tentang hal ini. Kemudian keesokan harinya, yaitu hari ini, saya berhadapam langsung dengan kualitas dan kuantitas "thing" tersebut. Lucunya, kualitas kemarahan saya sudah sampai tahap yang disebut stadium Bung Karno. Alias stadion Bung Karno maksud saya. Bahwa tingkatan emosi saya sudah meluap luap. Kenyataannya, ketika saya "nge-blog" begini, dan mencari titik keunikan dari permasalahan saya, maka saya justru senang dan mencoba mencari kesendagurauan dari masalah saya tersebut. Saya mau mengungkapkan, bahwa kualitas emosi saya dapat dihitung dan diukur. Sehingga kerugian saya dapat diperhitungkan, dan kemudian secara kuantitas, kerugian saya dapat ditambal. Jadi letak lucunya, saya ngga lugu. Dan mungkin istilahnya "gebleg" yang berkonotasi bodoh, namun saya memiliki tingkatan kelas dan cara berpikir yang memang ingiiiin sekali tidak membuat orang lain langsung tertusuk dan sakit hati. Namun bisa secara sadar mengetahui bahwa dia bersalah. Dan alamdulilah kalo dia mau minta maaf dan kemudian memperbaiki kesalahannya, bahkan kemudian tidak melakukannya lagi secara sering, alias kapok. Atau jera-lah gitu. Heheheh. Tapi kok sulit yah. Kalau sudah demikian, bahwa saya terbentuk dan sudah sangat berumur, untuk kemudian mengerti dan sampai akhirnya mengalah dan tinggal diam saja, sungguh suatu keinginan saya untuk dapat menyampaikan bahwa orang yang tidak bisa mengerti orang lain, bahkan mengungkit emosi orang lain yang lebih mengerti atau bahkan mencoba mengerti keberadaan orang tersebuah, sungguh mengenaskan. Saya mencoba untuk menjelaskan. Tetapi, kalau memang tidak bisa dijelaskan, kok, ya memang seperti bangsa ISRAEL yang tegar tengkuk? Tapi masih dikasihi oleh Tuhan. Bahwa bangsa israel, memang manusia yang konon kece kece atau, memang takut Tuhan. Tapi menurut saya, tampang kece mereka mungkin membuat Tuhan nya luluh. Kesieaaann. Cakepnya sih boleh aja, karena mengimbangi kedunguan dan ketidak stabilan emosinya. Tapi itu bangsa israel yang pandai, cakep, tapi gimanaaa gitu. Nah ini? Wah, saya tidak berani berkata kata. Saya hanya dituding, terus menerus bahwa saya selalu berbuat salah. Padahal, saya tidak salah. Bukan karena saya membenarkan diri sendiri, tapi, ya mereka ngga mau menerima kalau mereka memang tegar tengkuk dan ngga mau dipersalahkan kembali. Itu yang susah. Setiap kali saya mencoba mencairkan masalah dengan mengajak bicara, eee, malah disindir, lalu saya mencoba menjelaskan, eee malah dipotong, dan selalu disalahkan. Ngga salah dong, kalau saya sekarang nge-blog dan ngata ngatain mereka yang ngga berkelas dan nunjukin otot dengan cara yang sangat menantang untuk mengajak berantem. Hahahahahhahahaah. Boleh dong, saya bilang mereka rendahan. Lah. Orang emosi mereka saja memang serendah pikiran picik mereka, bahkan, tidak menunjukkan kalau mereka pernah terdidik. Lucu yah. Ketika sekarang saya mengingat mereka dan apa saja yang telah mereka perbuat, saya bukan berdecak kagum. Tapi cuma geleng geleng dan bilang. Ngga heran. Kalau dia, "mentalnya kontet" atau memang rendahan. Seperti pekerjaannya. Kayanya saya sok tinggi hati yah. Tapi memang itu kenyataanya. Berasa tinggi juga sih mereka. Padahal diajak ngomong aja pake motong motong dan berasa seorang DEBATOR ynag lihai. Andai saja mereka tahu, bahwa menjadi seorang pendebat profesional pun. Punya Kelas. Heran yah. Mari seperti saya saja. Yang menertawakan saja orang "aneh bin kontet" ini. Karena memang sulit bicara sama orang yang kaya gini. Hihihihihi

Selasa, 03 Januari 2012

why brilliant ideas has to be gone???

To be honest, sometimes I just cannot stop thinking or stop doing things to be done or work out. It is just like a SPELL that I started to think from the day I open up my eyes in the morning and the time I rest to sleep. I have just red in a mags, that somehow, there are people who is also do the same thing just like me. They wake up right in the middle of the night because they were just gotten clue what they are going to do or done in the next morning. Think about that, that perhaps happen to your live. Some how, you have to admit that, that even in a cloudy days you were carrying lots and tons of ideas. But right in the morning, they were just disappear and gone with the wind just like the wind scattered the mass and the dust. I want to prepare my self with tiny little things. I will try to make those brilliant ideas, and write them on the piece of paper, BUTT,,,, um, they will gonna massed and gone. Why don't you start your day with write on books. I started this day and many days behind with writing. Well. In short, I do not accompanied with Lappie or Compie. But anyhow, I just write anything and turn them and Yea, *clicking my tip finger* I gotten the idea, I just do what I will do and make the result. I am now as well become a teacher and enjoying my daily activities in teaching. Supporting my students with ideas of how to acquire the language easily. And I will certainly provide them with problems to solve, like extras exercises and assignment. I met something in here. That somehow business will renewed and make another brilliant ideas. Sometimes I just have to forget, and buy the time I got the mood, than it will reveal to the surface and *clicking again* Ta da da, all I have to do is just do it and make the result. Now for short. Please, make yourself with piece of book and agenda. That somehow something could be happen and those brilliant ideas should not massed you days but brighten your live, and you'll be better each day. How? Start to write!!!!